Minggu, 25 September 2011

PHILOSOPHICAL GROUNDS FOR MATHEMATICS RESEARCH

PHILOSOPHICAL GROUNDS FOR MATHEMATICS RESEARCH

By : Drs. Marsigit, MA

Reviewed by : Rosalia Hera NS

Beberapa matematikawan dalam jangka waktu yang cukup lama berdebat berkalu-kali mengenai paradoks dan kesulitan yang dialami dalam penelitian matematika mereka. Sejak kemunculan geometri non-euclidean, hingga saat ini masalah dalam teori analitik dari continum dll, matematikawan selalu menyuarakan bagaimana mereka meneliti intuisi kesehariannya dalam domain yang tak dikenal.

Hal ini mengidentifikasikan penelitian matematika adalah foundasinya, matematika dikenal sebagai logika ilmiah, struktur yang bersih, dan penemuan yang baik. Atau dapat dikatakan matematika merupakan struktur logika ilmiah yang tinggi. Meskipun kita menggali lebih dalam, kita tetap menemukan beberapa batu yang menjadi bagian dari filosofi matematik. Kenyataannya, penelitian ini merupakan fondasinya, sisi sejarah lain datang, dimulai Greece tua, berlari hingga masa depan, ketika sistem fondasi logika, metode matematika yang deduktif, dan logis meskipun memiliki aturan foundamental dalam mengembangkan matematika.

Litlangs, 2004, menyatakan bahwa Aristoteles tidak setuju dengan Plato. Menurut Aristoteles ketika kita dapat mengabtraksikan sesuatu atau kebulatan, itu tidak berarti bahwa abstraksi menunjukkan sesuatu yang jauh. Baginya, matematika merupakan alasan mudah mengenai idealisasi, dan ia mengunci pada struktur matematika, kesamaan logika, prinsip untuk menunjukkan teorema, definisi dan hipotesis. Plato juga merefleksikan pada ketakhinggaan, perbedaan antara potensi tak terhingga, penambahan satu ke dalam angkadan melengkapi ketakhinggaan angka dari sebuah titik menjadi sebuah garis.

Sedangkan bold menyatakan antara intuisi dan formal, keduanya merupakan penelitian dalam matematika merpakan penemuan baru dan tidak memberikan kita informasi apapun tentang dunia, keduanya memberikan pendekatan untuk menjelaskan kejelasan dalam matematika dan menolak pengunaan tak terhingga.

Disisi lain, sistem Hilbert menyatakan teori tentang fungsi rekursif. Brouwer memilik endapat yang jauh bebrbeda dengan ide ini terutama dalam sistem formulasinya. Dia merupakan seorang yang memiliki pandangan radikal mengenai hubungan matematika dan bahasa. Menurutnya dalam bahasa kita dapat mengkomunikasikan keluaran dari penelitian matematika, membantu yang lain memperoleh pengalaman matematika.

Turan, H 2004, mengumpulkan data mengenai Descartes yang dikenal dengan proporsi matematika dalam ketidakyakinan. Sebagai perwujudan ketidakyakinannya semua kepercayaan dengan berkonsentrasi pada epistemologi dengan mengasumsikan bahwa semua keyakinan berasal dari presepsi yang nampak. Menurutnya Descartes tidak menemukan epistimologinya dalam mencari atau menginvestigasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar