Rabu, 05 Desember 2012

MITOS, dan BERFIKIR


Refleksi Perkuliahan Fisafat Pendidikan
Oleh : Rosalia Hera NS
P.Mat Bil’09/ 09301244003

Berfikir merupakan hal yang senantiasa berlangsung sepanjang hidup kita. Otak kita sebagai pusat dari sistem syaraf kita senantiasa berfikir untuk mengolah berbagai fenomena yang ada. Proses berfikir ini terjadi tidak hanya pada orang dewasa akan tetapi juga pada anak-anak bahkan yang baru saja lahir. Hal yang membedakan proses berfikir ini adalah kualitas dari proses yang dilakukan. Perbedaan inilah yang membedakan cara dan hasil pemikiran seseorang. Dengan seiring perkembangan psikologis seseorang diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas dari pemikiran seseorang.
Selain dari kualitas ini sebenarnya berfikir dapat dibedakan dengan seberapa jauh yang kita pikirkan, apa yang kita pikirkan dan bagaimana kita memikirkannnya. Tentuya setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Saat kita berfikir kadang kita memikirkan sesuatu yang tidak kita ketahui dengan pasti. Yang demikian inilah yang disebut dengan mitos.
Mitos ini tentunya bukan sesuatu yang asing dalam kehidupan kita. Banyak mitos berkembang disekitar kita. Misalnya saja mitos yang ada di Yunani mengenai pelangi atau yang dekat dengan kita yakni mitos mengenai Nyi Rara Kidul. Mungkin pemikiran ini hal yang tidak dapat diterima akal pikiran kita jika hanya mengunakan panca indera kita tanpa mencoba mencari tau. Modern ini mitos-mitos tersebut diangap sebagai sesuatu yang salah padahal sebenarnya tidak semuanya dapat dipersalahkan. Mengapa demikian?
Seperti yang telah diungkapkan, mungkin saja ada tujuan lain dibalik munculnya mitos-mitos ini. Sebenarnya pengetahuan awal kita juga diawali dari mitos. Bagaimana ini bisa terjadi? Dimasa kecil kita kita menkonstruksi pengetahuan kita dari memikirkan sesuatu yang tidak kita ketahui. Proses ini yang kita kenal sebagai proses intuisi. Dari proses intuisi inilah perkembangan kemampuan berfikir kita terjadi. Dari intuisi kemudian kita mendapatkan pengetahuan lainnya yang membuat kita semakin paham dan dapat mengunakan pemikiran kita yang berasal dari pengamatan panca indra kita sendiri. Dengan kata lain bukankah hal menunjukkan bahwasanya prses berfikir kita diawali dari sebuah mitos.

Intusi ini merupakan hal yang sangat penting terutama pada anak-anak karena merupakan awal mula dari pengkonstruksian pengetahuannya. Untuk mengembangkan kemampuan ini terdapat beberapa factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut antara lain komunikasi yang dilakukan dan lingkungan keluarganya serta lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini berpengaruh terhadap budaya yang dia pahami atau dia ketahui mengenai proses berfikir yang dilakukannya.

Pertanyaan untuk Prof. Marsigit:
1.      Bagaimana sikap kita sebagai orang yang mempelajari filsafat menyikapi pendidikan saat ini yang masih kurang memberikan ruang bagi intuisi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar