Refleksi Perkuliahan Fisafat Pendidikan
Oleh : Rosalia Hera NS
P.Mat Bil’09/ 09301244003
Berfikir merupakan hal yang
senantiasa berlangsung sepanjang hidup kita. Otak kita sebagai pusat dari
sistem syaraf kita senantiasa berfikir untuk mengolah berbagai fenomena yang
ada. Proses berfikir ini terjadi tidak hanya pada orang dewasa akan tetapi juga
pada anak-anak bahkan yang baru saja lahir. Hal yang membedakan proses berfikir
ini adalah kualitas dari proses yang dilakukan. Perbedaan inilah yang
membedakan cara dan hasil pemikiran seseorang. Dengan seiring perkembangan
psikologis seseorang diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas dari
pemikiran seseorang.
Selain dari kualitas ini
sebenarnya berfikir dapat dibedakan dengan seberapa jauh yang kita pikirkan,
apa yang kita pikirkan dan bagaimana kita memikirkannnya. Tentuya setiap orang
memiliki cara yang berbeda-beda. Saat kita berfikir kadang kita memikirkan
sesuatu yang tidak kita ketahui dengan pasti. Yang demikian inilah yang disebut
dengan mitos.
Mitos ini tentunya bukan sesuatu
yang asing dalam kehidupan kita. Banyak mitos berkembang disekitar kita.
Misalnya saja mitos yang ada di Yunani mengenai pelangi atau yang dekat dengan
kita yakni mitos mengenai Nyi Rara Kidul. Mungkin pemikiran ini hal yang tidak
dapat diterima akal pikiran kita jika hanya mengunakan panca indera kita tanpa
mencoba mencari tau. Modern ini mitos-mitos tersebut diangap sebagai sesuatu
yang salah padahal sebenarnya tidak semuanya dapat dipersalahkan. Mengapa demikian?
Seperti yang telah diungkapkan,
mungkin saja ada tujuan lain dibalik munculnya mitos-mitos ini. Sebenarnya
pengetahuan awal kita juga diawali dari mitos. Bagaimana ini bisa terjadi?
Dimasa kecil kita kita menkonstruksi pengetahuan kita dari memikirkan sesuatu
yang tidak kita ketahui. Proses ini yang kita kenal sebagai proses intuisi.
Dari proses intuisi inilah perkembangan kemampuan berfikir kita terjadi. Dari
intuisi kemudian kita mendapatkan pengetahuan lainnya yang membuat kita semakin
paham dan dapat mengunakan pemikiran kita yang berasal dari pengamatan panca
indra kita sendiri. Dengan kata lain bukankah hal menunjukkan bahwasanya prses
berfikir kita diawali dari sebuah mitos.
Intusi ini merupakan hal yang
sangat penting terutama pada anak-anak karena merupakan awal mula dari
pengkonstruksian pengetahuannya. Untuk mengembangkan kemampuan ini terdapat
beberapa factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut antara lain
komunikasi yang dilakukan dan lingkungan keluarganya serta lingkungan tempat
tinggalnya. Hal ini berpengaruh terhadap budaya yang dia pahami atau dia
ketahui mengenai proses berfikir yang dilakukannya.
Pertanyaan untuk Prof. Marsigit:
1.
Bagaimana sikap kita sebagai orang yang mempelajari
filsafat menyikapi pendidikan saat ini yang masih kurang memberikan ruang bagi
intuisi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar