Kamis, 23 Oktober 2014

silaturahmi III : PeDeKaTe DENGAN FILSAFAT

Refleksi Perkuliahan III Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit, MA
Jumat, 26 September 2014; pukul 10.00 – 11.40

Dalam rangka mempelajari sesuatu tentunya diperlukan pemahaman tentang cara atau metode untuk memahaminya. Begitu pula dalam filsafat. Tentunya kita perlu mengetahui  komponen filsafat, objeknya, metodenya, serta posisi kita sebagai pembelajarnya. Itu semua dapat membantu kita menetukan pendekatan terefisien dan tepat dalam mempelajarinya. Selain itu juga dapat menjadi tuntunan agar tidak salah jalan.

Pertama yang perlu kita ketahui adalah objek filsafat. Objek dalam filsafat mencakup segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada (potensi). Yang ada dan yang mungkin ada disini mengacu pada pikiran masing-masing subjek filsafat bukan berdasarkan ukuran universal. Setiap orang memiliki objek yang ada yang berbeda dengan orang lain begitu pula untuk yang mungkin ada. Objek yang mungkin ada suatu saat dapat berubah menjadi hal yang ada dalam pikiran subjek filsafat.
Selanjutnya, dalam mengekplorasi objek filsafat ini diperlukan metode tertentu. dalam berfilsafat metode yang digunakan adalah metode mendalam sedalam-dalamnya dan luas seluas-luasnya. Mendalam sedalam-dalamnya ini disebut juga dengan istilah intesifikasi. sedangkan luas seluasluasnya disebut ekstensifikasi. Melalui metode ini kita dapat memahami dengan mendalam dan tidak terkurung dalam satu prespektif. Dengan demikian pikiran kita akan lebih terbuka.
Dalam berfilsafat hendaknya kita memposisikan diri sebagai subjek yang aktif. Subjek yang aktif disini adalah subjek yang senantiasa menerjemahkan dan diterjemahkan. Subjek yang senantiasa bertanya dan mengali jawaban atas pertanyaannya. Hal ini menjadi penting karena filsafat adalah diri kita sendiri. Filsafat kita dibagun oleh diri kita sendiri bukan orang lain. Orang lain dalam hal ini hanya berfungsi sebagai dinamisator atau fasilitator. Orang lain hanya membimbing dan mengingatkan ketika kita mulai salah arah.

Pertanyaan :
1.      Bagaimana kita tahu bahwa kita mulai salah langkah dalam berfilsafat?
2.      Manakah yang hendaknya lebih dominan dalam berfilsafat empiris ataukah logis?
3.      Bagaimana melatih diri kita untuk berfikir secara luas?
4.      Setiap orang memiliki filsafatnya sendiri, lantas bagaimana cara menjebataninya?
5.      Bagaimana menjebatani perbedaan individu dalam pembelajaran?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar