Kamis, 18 September 2014

SILATURAHMI PERTAMA

Refleksi Perkuliahan I Filsafat Ilmu
Oleh : Rosalia Hera Novita Sari
14709251005
Pendidikan Matematika D PPs UNY

Seperti halnya ketika kita akan memakan sesuatu, tentunya kita akan mencari tau terlebih dahulu apa yang akan kita makan, ada apa saja di dalam makanan tersebut serta bagaimana kira-kira rasanya. Begitu pula ketika kita akan mempelajari sesuatu. Tentunya akan dimulai dari gambaran umum mengenai apa yang akan kita pelajari, bagaimana komposisinya atau isi yang akan dipelajari serta apa saja yang akan kita peroleh dari mempelajarinya. Hal itu pula yang dilakukan pada perkuliahan pertama mata kuliah Filsafat Ilmu oleh Prof. Dr. Marsigit, MA. Perkuliahan perdana di semester perdana ini diawali dengan silaturahmi umum mengenai apa itu filsafat, bagian-bagiannya serta hal-hal pokok yang menyertainya.

Filsafat merupakan pola pikir yang mencakup seluruh kehidupan manusia, oleh karenanya filsafat terbagi kedalam banyak cabang. Mulai dari filsafat ilmu, filsafat hidup, filsafat agama dll. Seluruh kehidupan manusia dari suatu yang ada hingga yang mungkin ada menjadi cakupan dalam filsafat. Namun secara spesifik perkuliahan ini akan membahas mengenai filsafat ilmu. Filsafat ilmu sendiri terbagi kedalam beberapa anak cabang seperti filsafat pendidikan, filsafat matematika, serta filsafat mengenai cabang-cabang ilmu lainnya. Hal ini dikarenakan luasnya ruang lingkup dari filsafat seperti yang telah dinyatakan sebelumnya. Dalam filsafat ilmu ini juga akan mempelajari menganai cabang-cabang ilmu antara lain : ilmu bidang, humaniora dan kealaman.
 Meskipun filsafat memiliki cabang dan spesifikasi yang sangat banyak namun secara umum memiliki karakteristik yang analog berdasarkan dengan konteks bahasannya. Secara umum filsafat terbagi dalam 3 unsur yakni ontology, epistimologi, dan aksiologi. Ontology bermakna isi sedangkan epistimologi bermakna wadah dan aksiologi bermakna kebermanfaatannya. Kedua unsur ontology dan epistimologi saling berkaitan. Tidak aka ada isi tanpa wadah dan sebaliknya. Sebagai contohnya ketika kita melihat air tentunya tidak akan terlepas dari apa yang menjadi wadahnya. Kita tidak akan dapat menyebutkan air tanpa ada wadah. Ketika kita melihat air di laut, laut akan menjadi wadah dari air, begitu pula ketika kita ke sungai. Kedua unsur ini selalu berjalan beriringan dan tidak terpisahkan. Jika demikian bagaimana dengan aksiologi? Apakah ia merupakan unsur yang terpisah dari unsur lainnya? Jawabanya tentu saja tidak. Mengapa demikian? Karena aksiologi ini juga tidak dapat dipisahkan dengan ontology. Ketika terdapat suatu hal di muka bumi ini tentunya kita dapat mengambil manfaat darinya. Dengan demikian setiap isi pasti ada manfaatny. Oleh karenya ketida unsur ini senantiasa berjalan beriringan ketika kita memandang suatu objek entah yang ada atau yang mungkin ada. Ketiga unsur ini hendaknya dilihat tidak hanya dari satu segi saja akan tetapi memalui analisis metafisik karena dimensinya yang luas.
Dalam berfilsafat kita juga pasti akan bertemu dengan thesis dan anti tesis. Kedua hal ini saling berhubungan dengan penghubungnya berupa sintesis. Dari thesis yang kita peroleh akan kita lihat hubungannya atau interaksinya melalui proses sintesis hingga menghasilkan suatu antithesis. Anti tesis ini juga dapat menjadi tesis bagi anti tesis lainya begitu seterusnya sehingga proses tesis-sintesis-antitesis ini menjadi sebuah siklus yang tidak akan terhenti.proses sintesis yang dapat berupa interaksi dan komunikasi ini harapannya dapat membuat kita memiliki sifat holistic, komperhensif, kompak, lengkap, keajegan dll. Melalui sifat holistic yang dapat dimaknakan sebagai keberlanjutan, diharapkan kita mampu istiqomah dalam setiap perbuatan. Begitu pula sifat-sifat lainnya seperti keajegan dimana kita diharapkan konsisten dan dapat dipercaya.
Dalam rangka menuju sifat-sifat tersebut tentunya diperlukan beberapa faktor atau unsur yang harus kita miliki. Unsur-unsur tersebut antara lain : ekspetasi, jujur, dapat dipercaya, kesadaran, potensi serta fakta. Unsur-unsur tersebut telah mencakup tiga unsur utama filsafat yakni ontology (potensi, fakta), epistimologi (kesadaran) dan aksiologi (jujur). Tujuan akhir dari proses silaturahmi dengan filsafat ini adalah membuat kita naik kelas. Dari yang awalnya hanya pada kelas daksa diharapkan dapat berubah menjadi seorang dewa yang terbebas dari ruang dan waktu. Dewa yang memahami posisinya serta memiliki kesadaran dimensi. Dengan demikian kita dapat lebih arif dan bijaksana dalam bertindak.
Pertanyaan :
1.      Bagaimana cara kita memahami filsafat orang lain padahal filsafat itu subjektif?
2.      Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi filsafat seseorang?
3.      Bagaimana sebenarnya awal mula munculnya filsafat?
4.      Bagaimana cara kerja filsafat dalam mendasari ilmu pengetahuan?
5.      Manakah yang lebih dahulu muncul filsafat atau ilmu pengetahuan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar