Selasa, 09 Oktober 2012

BERAWAL DARI TANYA


Refleksi Perkuliahan II Filsafat Pendidikan Matematika
Oleh : Rosalia Hera NS
09301244003
P.Mat Bilingual 2009

Berawal dari tanya perkuliahan kali ini dimulai. Diawali dengan mencoba mengali berjuta tanya yang ada dalam benak. Hal ini sejalan dengan refleksi sebelumnya yang berjudul mengali dalam tanya, untuk memulai belajar berfilsafat hendaknya kita memulai dengan sebuah pertanyaan yang kemudian kita renungkan jawabannya. Namun disini sedikit berbeda, dalam perenungan menemukan jawaban kami dibantu oleh bapak Marsigit, MA dengan cara memberikan penjelasan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari benak kami yang kemudian menstimulus kami untuk berfikir lebih dalam lagi.
Berawal dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari masing-masing mahasiswa menjadikan proses diskusi menjadi berkembang. Berbagai jenis pertanyaan bermunculan dari yang cukup mengelitik hingga yang cukup membuat berfikir dengan keras. Dari pertanyaan-pertanyaan ini membuat kami kembali berfikir, kembali merefleksikan. Membuat kami belajar tentang filsafat yakni dengan berfikir reflektif, berusaha menerjemahkan dan diterjemahkan.
Masih terngiang dengan jelas ketika muncul pertanyaan mengenai kebingungan yang muncul ketika kita berfilsafat. Tidak dapat kita pungkiri, terkadang ketika kita sedang berfilsafat kita malah membuat sesuatu yang awalnya kita pahami menjadi tidak jelas karena kita berusaha mengali dan mengali lebih dalam. Dari sinilah kebingungan itu seringkali muncul. Tak hanya itu saja, terkadang kita juga dapat mengallami kebingungan ketika harus memahami filsafat orang lain terlebih pemula. Begitu banyak kebingungan yang bermunculan ketika kita mencoba belajar berfilsafat. Ketika kebingungan-kebingungan itu menyelimuti pikiran kita maka obat yang paling mujarab adalah berhenti sejenak. Berhenti disini tidak hanya sekedar berhenti saja akan tetapi berhenti dan dilanjutkan dengan berdoa. Berdoa, berserah diri kepada sang Pencipta. Dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya hati kita akan merasa nyaman dan kebimbangan akan sedikit demi sedikit terobati. Sebaliknya jika kebingungan itu melanda dan kita terus memaksakan diri untuk mengali dan mengali lagi maka celakalah muaranya.
Dalam berfilsafat tidak dapat dipungkiri pastinya kita akan terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran filusuf-filusuf terdahulu. Meskipun berfilsafat dapat kita lakukan sendiri tanpa andil orang lain namun kita tetap memerlukan patokan ataupun acuan karena berfilsafat tanpa landasan sama saja dengan omong kosong. Oleh karenanya dalam berfilsafat kita juga perlu mempelajari pemikiran dari filusuf-filusuf terdahulu untuk membuka wawasan kita. Dan kembali kepada makna dari filsafat itu sendiri yakni menerjemahkan dan diterjemahkan. Proses memahami dan memperlajari pemikiran tokoh dapat kita jadikan sebagai proses menerjemahkan yakni menerjemahkan pemikiran orang lain.
Kemampuan untuk berfikir reflektif atau berfilsafat ini tentunya perlu untuk dilatih dan dipertajam serta dikembangkan. Tindakan-tindakan yang diperlukan untuk meningkatkannya adalah dengan terus belajar untuk menerjemahkan dan diterjemahkan, mengenali lingkungan dan fenomena-fenomena yang ada serta senantiasa belajar dari para ahli. Kunci lain yang tak kalah penting adalah terus mengali dalam tanya, karena berawal dari tanya kita berfikir serta merefleksikan dan itulah filsafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar