Refleksi
Perkuliahan II Filsafat Pendidikan Matematika
Oleh
: Rosalia Hera NS
09301244003
P.Mat
Bilingual 2009
Berawal
dari tanya perkuliahan kali ini dimulai. Diawali dengan mencoba mengali berjuta
tanya yang ada dalam benak. Hal ini sejalan dengan refleksi sebelumnya yang
berjudul mengali dalam tanya, untuk
memulai belajar berfilsafat hendaknya kita memulai dengan sebuah pertanyaan
yang kemudian kita renungkan jawabannya. Namun disini sedikit berbeda, dalam
perenungan menemukan jawaban kami dibantu oleh bapak Marsigit, MA dengan cara
memberikan penjelasan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari benak
kami yang kemudian menstimulus kami untuk berfikir lebih dalam lagi.
Berawal
dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari masing-masing mahasiswa menjadikan
proses diskusi menjadi berkembang. Berbagai jenis pertanyaan bermunculan dari
yang cukup mengelitik hingga yang cukup membuat berfikir dengan keras. Dari
pertanyaan-pertanyaan ini membuat kami kembali berfikir, kembali merefleksikan.
Membuat kami belajar tentang filsafat yakni dengan berfikir reflektif, berusaha
menerjemahkan dan diterjemahkan.
Masih
terngiang dengan jelas ketika muncul pertanyaan mengenai kebingungan yang
muncul ketika kita berfilsafat. Tidak dapat kita pungkiri, terkadang ketika
kita sedang berfilsafat kita malah membuat sesuatu yang awalnya kita pahami
menjadi tidak jelas karena kita berusaha mengali dan mengali lebih dalam. Dari
sinilah kebingungan itu seringkali muncul. Tak hanya itu saja, terkadang kita
juga dapat mengallami kebingungan ketika harus memahami filsafat orang lain
terlebih pemula. Begitu banyak kebingungan yang bermunculan ketika kita mencoba
belajar berfilsafat. Ketika kebingungan-kebingungan itu menyelimuti pikiran
kita maka obat yang paling mujarab adalah berhenti sejenak. Berhenti disini
tidak hanya sekedar berhenti saja akan tetapi berhenti dan dilanjutkan dengan
berdoa. Berdoa, berserah diri kepada sang Pencipta. Dengan berdoa dan
mendekatkan diri kepada-Nya hati kita akan merasa nyaman dan kebimbangan akan
sedikit demi sedikit terobati. Sebaliknya jika kebingungan itu melanda dan kita
terus memaksakan diri untuk mengali dan mengali lagi maka celakalah muaranya.
Dalam
berfilsafat tidak dapat dipungkiri pastinya kita akan terpengaruh oleh
pemikiran-pemikiran filusuf-filusuf terdahulu. Meskipun berfilsafat dapat kita
lakukan sendiri tanpa andil orang lain namun kita tetap memerlukan patokan
ataupun acuan karena berfilsafat tanpa landasan sama saja dengan omong kosong.
Oleh karenanya dalam berfilsafat kita juga perlu mempelajari pemikiran dari
filusuf-filusuf terdahulu untuk membuka wawasan kita. Dan kembali kepada makna
dari filsafat itu sendiri yakni menerjemahkan dan diterjemahkan. Proses
memahami dan memperlajari pemikiran tokoh dapat kita jadikan sebagai proses
menerjemahkan yakni menerjemahkan pemikiran orang lain.
Kemampuan
untuk berfikir reflektif atau berfilsafat ini tentunya perlu untuk dilatih dan
dipertajam serta dikembangkan. Tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
meningkatkannya adalah dengan terus belajar untuk menerjemahkan dan
diterjemahkan, mengenali lingkungan dan fenomena-fenomena yang ada serta
senantiasa belajar dari para ahli. Kunci lain yang tak kalah penting adalah
terus mengali dalam tanya, karena berawal dari tanya kita berfikir serta
merefleksikan dan itulah filsafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar